7 Nopember 2015
Khutbah Idul Adha 1436 H/ 2015 M
Mensyukuri karunia berupa Islam dan iman
merupakan kunci kesuksesan[1]
Oleh: Bayu Dwiwiddy Jatmiko[2]
السلام عليكم
ورحمة الله وبركاته
اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ
اَكْبَرْ (×3) اللهُ اَكبَرْ (×3
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ
ِباللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ
فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ
لاَ لَهُ شَرِيْكَ
وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اللهُمَّ
صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الْقِيَامَةِ
يَا
أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ
إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ
وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا
وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ
اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَا
أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا.
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ
وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطنِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ
الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ. إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ
وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ.
أَمَّابَعْدُ؛
Hadirin Jama’ah
Idul Adha Rahimakumullah.
Alhamdulillah
pagi ini kita dapat berkumpul merasakan nikmat kasih sayang Allah subhanallahu
wa ta’ala (SWT) yang dikaruniakan kepada kita,
nikmat berupa Agama Islam dan nikmat berupa iman. Agama Islam, agama yang telah disempurnakan
Allah SWT dan diridhaiNya. Dengan Islam
dan iman Allah SWT memberikan kenikmatan yang sempurna kepada kita.
Sebagaimana
Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an Surah
Al Maidah ayat 3, sebagai berikut:
Artinya:
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk
kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai
Islam itu jadi agama bagimu”.
Allah
SWT telah membangun agama Islam ini di
atas lima rukun, yaitu bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan
Allah SWT semata dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad Sholallahu ‘alaihi wa salam
(SAW) adalah utusanNya, mendirikan
shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan dan melaksanakan haji ke Baitullah
al-Haram.
Marilah
kita Bersyukurlah atas petunjukNya yang diberikan kepada kita, sedang manusia lain masih banyak yang tersesat. Dengan
petunjuk Allah SWT , akidah kita menjadi kuat dan kokoh. Dengan petunjukNya
amal-amal kita menjadi amal yang sempurna, yang pada akhirnya akan menjadi
amalan akhir yang utama.
Kaum
Muslimin Rahimakumullah.
Marilah
kita bertakwa kepada Allah SWT dan bersyukur kepada-Nya atas nikmat-nikmatNya
yang diberikan kepada kita. Ingatlah, bentuk ketakwaan kepada Allah SWT harus
direalisasikan dengan menaati segala perintahNya, sebab kita diciptakan Allah SWT adalah untuk
mengabdi/ menghamba kepadaNya, dan
hamba Allah SWT yang paling mulia
adalah yang paling bertaqwa kepada Allah SWT, karenanya takwa adalah
sebaik-baik bekal untuk Hari Akhir nanti.
Sebagaimana
Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an Surah
Al Hujurat ayat 13, sebagai berikut:
Artinya:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Barang
siapa yang senantiasa bertakwa, maka dia akan meraih keberuntungan dengan
surga-surga yang penuh kenikmatan, dan barang siapa yang jauh dari sifat takwa,
maka baginya siksa yang pedih di Neraka Jahanam. Sebagaimana Allah SWT
berfirman dalam Al Qur’an Surah Al Lail:
14 – 21, sebagai berikut:
Artinya:
14. Maka, kami memperingatkan
kamu dengan neraka yang menyala-nyala.
15. Tidak ada yang masuk ke
dalamnya kecuali orang yang paling celaka,
16. yang mendustakan (kebenaran)
dan berpaling (dari iman).
17. Dan kelak akan dijauhkan
orang yang paling takwa dari neraka itu,
18. yang menafkahkan hartanya (di
jalan Allah) untuk membersihkannya,
19. padahal tidak ada
seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya
20. tetapi (dia memberikan itu
semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha Tinggi.
21. Dan kelak dia benar-benar
mendapat kepuasan.
Kaum
Muslimin Rahimakumullah.
Hari-hari
ini kaum Muslimin menjalankan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan melakukan ibadah
yang besar dalam bentuk rangkaian ibadah
haji, seperti melempar jumrah, menyembelih hewan qurban, mencukur
rambut, kemudian thawaf di sekeliling Ka’bah, sa’i antara Shafa dan Marwa serta
wukuf di arafah. Sedangkan kaum Muslimin yang tidak menunaikan haji, mereka mendirikan
sholat ied, memperbanyak bertakbir - tahlil
- tahmid serta menyembelih hewan qurban.
Marilah kita
bersama-sama meningkatkan taqwa kita kepada Allah SWT dengan sepenuh hati. Kita
niatkan hari ini sebagai langkah awal memulai perjalanan diri mengarungi
kehidupan seperti yang tercermin dalam keta’atan dan ketabahan Nabi Ibrahim ‘alaihi
salam (AS), menjalani cobaan dari Allah
SWT Yang Maha Tinggi.
للهُ اَكبَرْ (×3 وَللهِ اْلحَمْدُ
Jika kita
melihat sisi sejarah dari perayaan Idul Adha ini, maka pikiran kita teringat
kisah teladan Nabi Ibrahim AS yaitu ketika beliau diperintahkan Allah SWT untuk
menempatkan istrinya yang bernama siti Hajar bersama anaknya yang bernama Ismail
AS, yang saat itu masih menyusu. Mereka ditempatkan di suatu lembah tandus,
gersang tidak tumbuh sebatang pohonpun. Lembah itu demikian sunyi sepi tidak
ada penghuni seorangpun. Nabi Ibrahim AS sendiri tidak tahu, apa maksud
sebenarnya dari wahyu Allah SWT yang menyuruhnya menempatkan istri dan putranya
yang masih bayi itu di suatu tempat yang paling asing. Di sebelah selatan dari
negaranya sendiri yaitu Palestina yang berjarak 1600 km. Tapi baik Nabi Ibrahim
AS maupun istrinya, menerima perintah itu dengan ikhlas dan tawakal.
Karena
pentingnya peristiwa itu Allah SWT mengabadikannya dalam Al Qur’an Surat Ibrahim
ayat 37, sebagai berikut:
Artinya:
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah
menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman
di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian
itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia
cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan,
mudah-mudahan mereka bersyukur”.
Seperti
yang diceritakan oleh Ibnu Abbas bahwa tatkala Siti Hajar kehabisan air minum
hingga tidak biasa menyusui nabi Ismail AS, beliau mencari air kian kemari
sambil lari-lari kecil (Sa’i) antara bukit Sofa dan Marwah sebanyak 7 kali.
Tiba-tiba Allah SWT mengutus malaikat jibril membuat mata air Zam Zam. Siti
Hajar dan Nabi Ismail AS memperoleh sumber kehidupan.
Lembah yang
dulunya gersang itu, jadi mempunyai persediaan air yang melimpah-limpah.
Datanglah manusia dari berbagai pelosok terutama para pedagang ke tempat siti
hajar dan nabi Ismail AS, untuk membeli air. Datang rejeki dari berbagai
penjuru, dan makmurlah tempat sekitarnya. Akhirnya lembah itu hingga saat ini
terkenal dengan kota mekkah, sebuah kota yang aman dan makmur, berkat do’a Nabi
Ibrahim AS dan berkat kecakapan seorang ibu dalam mengelola kota dan
masyarakat.
Kota mekkah
yang aman dan makmur dilukiskan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dalam
Al-Qur’an Surat Al Baqoroh ayat 126 sebagai berikut:
Artinya: Dan
(ingatlah), ketika Ibrahim AS berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini,
negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada
penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah SWT dan hari kemudian. Allah
SWT berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan
sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah
seburuk-buruk tempat kembali."
Dari ayat tersebut, kita memperoleh bukti yang jelas bahwa kota Makkah hingga saat ini memiliki kemakmuran yang melimpah. Jamaah haji dari seluruh penjuru dunia, memperoleh fasilitas yang cukup, selama melakukan ibadah haji maupun umrah.
Hal itu
membuktikan tingkat kemakmuran modern, dalam tata pemerintahan dan ekonomi,
serta kaemanan hukum, sebagai faktor utama kemakmuran rakyat yang mengagumkan.
Yang semua itu menjadi dalil, bahwa do’a Nabi Ibrahim AS dikabulkan Allah SWT .
Semua kemakmuran tidak hanya dinikmati oleh orang islam saja. Orang-orang yang
tidak beragama Islam pun ikut menikmati.
للهُ اَكبَرْ (×3 وَللهِ اْلحَمْدُ
Hari yang mulia
ini disebut Idul Adha dinamai juga “Idul Nahr” artinya hari raya penyembelihan.
Idul Adha, diambil dari kata Udh-hiyyah, yaitu binatang ternak yang disembelih
untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dari hari raya kurban sampai akhir Hari
Tasyriq. Ada juga yang menyatakan kata ini diambil dari kata (الضَّحْوَةُ)
karena pelaksanaannya dilakukan di awal waktu yaitu waktu dhuha.
Al-Udhhiyyah (kurban) disyariatkan berdasarkan dalil al-Qur`an, as-Sunnah dan Ijma’.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur`an Surat Al Kautsar ayat 2, sebagai berikut:
Al-Udhhiyyah (kurban) disyariatkan berdasarkan dalil al-Qur`an, as-Sunnah dan Ijma’.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur`an Surat Al Kautsar ayat 2, sebagai berikut:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Artinya: “Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan
berkurbanlah.”
Dan dalam kitab tafsirnya
Ibnu Katsir dan yang lainnya berkata, ‘Yang benar, yang di-maksud dengan
an-Nahr di sini adalah menyembelih kurban, yaitu menyembelih hewan-hewan
sembelihan (Tafsir Ibnu Katsir, juz 4/ 558).
Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyyah ra sebagaimana dalam Majmu’ Fatawa (16/531-532) ketika
menafsirkan ayat kedua surat Al-Kautsar menguraikan : “Allah SWT memerintahkan
beliau untuk mengumpulkan dua ibadah yang agung ini yaitu shalat dan
menyembelih qurban yang menunjukkan sikap taqarrub, tawadhu’, merasa butuh
kepada Allah SWT, husnuzhan, keyakinan yang kuat dan ketenangan hati kepada Allah
SWT, janji, perintah, serta keutamaan-Nya.”
Jadi hari
raya idul adha adalah hari raya untuk memperingati ujian paling berat yang menimpa
Nabi Ibrahim AS. berkat kesabaran dan ketabahan Ibrahim AS dalam menghadapi
berbagai ujian dan cobaan, Allah SWT memberinya sebuah anugerah, sebuah
kehormatan “Khalilullah” (kesayangan Allah SWT).
Sebagaimana
firman Allah SWT dalam Al Qur’an surah An nisa’ ayat 125, sebagai berikut:
Artinya: “...Dan Allah
mengambil Ibrahim AS menjadi
kesayanganNya”.
Dan nabi Ibrahim AS a.s. telah berdoa siang dan
malam dengan segenap hati dan perasaan serta senantiasa mendekatkan diri kepada
Allah SWT dengan permohonan mendapatkan keturunan yang shalih, yang akan
meneruskan misi Allah SWT di muka bumi ini dalam tugasnya sebagai khalifah Allah
SWT. Maka Allah SWT menganugerahkan kepada Ibrahim AS seorang anak sebagaimana
firmannya dalam surah ash shaffat ayat 101, sebagai berikut:
فَبَشِّرْناَهُ
بِغُلاَمٍ حَلِيْمٍ (۱۰۱)
Artinya: ”Maka Kami beri dia kabar gembira dengan
seorang anak yang amat sabar.”
Doa nabi Ibarahim a.s. dikabulkan Allah SWT. Maka dikaruniakanlah kepadanya
seorang anak yang penyantun lagi sabar yang bernama Ismail AS. Namun Allah SWT
menguji ketaatan dan ketabahan nabi Ibrahim
AS dengan sebuah peristiwa yang mengerikan, yaitu diperintahkan untuk
menyembelih anaknya yang bernama Ismail AS tersebut.
Ibnu Katsir
dalam tafsir Al-Qur’anul ‘adzim mengemukakan bahwa, Allah SWT menguji iman dan
taqwa Nabi Ibrahim AS melalui mimpinya yang haq, agar ia mengorbankan putranya
yang kala itu masih berusia 7 tahun. Anak yang elok rupawan, sehat lagi cekatan
ini, supaya dikorbankan dan disembelih dengan menggunakan tangannya sendiri.
Sungguh sangat mengerikan! Walaupun kemudian oleh Allah SWT kemudian diganti
dengan hewan sembelihan yang besar.
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Mengapa
Allah SWT merintahkan Nabi Ibrahim AS untuk
mengorbankan putranya yang bernama
Isma’il, bukan yang lain ? Karena perintah ini semata-mata ujian Allah
SWT, sang putralah pada waktu itu yang paling dicintai dan disayang
oleh Ibrahim AS.
Pengorbanan
Nabi Ibrahim AS yang paling besar dalam sejarah umat manusia itu, membuat
Ibrahim AS menjadi seorang nabi dan rasul yang besar dan mempunyai arti yang
besar.
اللهُ اَكبَرْ (×3 وَللهِ اْلحَمْدُ
Ketabahan
dan ketaatan Nabi Ibrahim AS AS, adalah
Ketabahan dan ketaatan yang sangat besar dalam sejarah umat manusia, yang
membuat Ibrahim AS menjadi seorang nabi dan rasul yang menjadi abul anbiya (bapak para
nabi). Peristiwa yang dialami Nabi Ibrahim
AS, siti hajar istrinya dan Ismail AS anaknya, mempunyai makna simbolik
religius yang luar biasa yang mengandung banyak nilai-nilai pembelajaran,
antara lain:
1. Ajaran
tentang ujian kecintaan dari Allah SWT kepada Nabi Ibrahim AS
Mengapa
Allah SWT merintahkan Nabi Ibrahim AS untuk
mengorbankan putranya yang bernama
Isma’il AS , bukan yang lain ? Karena perintah ini semata-mata ujian Allah
SWT, sang putralah pada waktu itu yang paling dicintai dan disayang
oleh Ibrahim AS.
sebagaimana
dalam AlQur’an surat Surat Ash Shaffat : 102, yang berbunyi:
Artinya: “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama
Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi
bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai
bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan
mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.
Ibrahim
AS sangat mencintai putranya Yang mana
hal tersebut adalah sesuai
dengan ajaran Allah SWT SWT melalui firmanNya dalam Al qur’an Surat
Ali Imran: 92, yang berbunyi:
Artinya: Kamu
sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan
maka sesungguhnya Allah SWT mengetahuinya.
2.
Ajaran tentang pentingnya
prasangka baik kepada Allah SWT.
Karena jika peristiwa yang menimpa nabi Ibrahim AS
diterima hanya dengan memperturutkan
perasaan, tanpa didorong keimanan kepada Allah SWT , maka yang muncul
adalah perasaan berat, tidak suka, masakan harus meninggalkan Istri dan anak di
padang pasir yang tandus dan setelah Ismail AS
anaknya dewasa harus dikorbankan.
Dalam
peristiwa ini Ibrahim AS telah memiliki keyakinan yang baik, prasangka baik /
khusnu dzon kepada Allah SWT, yakin bahwa Allah SWT akan menjadikan padanya kebaikan yang banyak
dibalik apa yang tidak baik menurut logika manusia, sesuai dengan ajaran Allah SWT
melalui firmanNya dalam Al qur’an Surat
An Nisa’: 19. yang
berbunyi:
Artinya: karena
mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah SWT menjadikan padanya
kebaikan yang banyak.
3. Ajaran tentang pentingnya Istiqomah
Istiqamah ialah
teguh pendirian dalam tauhid dan tetap beramal yang saleh. Dalam ini Ibrahim
AS dan Ismail AS anaknya telah berlaku teguh untuk tetap menjalankan wahyu Allah
SWT untuk menyembelih anaknya.
Sehingga
Allah SWT berkenan menggantikan anaknya yang akan disembileh itu dengan hewan
kurban yang besar. Bahkan peristiwanya
pun kemudian diabadikan menjadi hari raya bagi umat Islam yaitu hari raya
kurban.
Perilaku istiqomah itu
sesuai dengan ajaran Allah SWT
melalui firmanNya dalam Al qur’an Surat
Al ahqof: 13, yang berbunyi:
Artinya: Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah ", kemudian
mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka
tiada (pula) berduka cita
4. Ajaran
tentang pentingnya bersungguh-sungguh
Allah SWT SWT telah menguji Ibrahim AS dengan berbagai
perintahnya, untuk menguji kesabaran dan ketabahan nabi Ibrahim
AS atas berbagai ujian dan cobaan yang
dihadapi. Namun dengan kesungguh-sungguhan untuk menjalankan perintah Allah SWT telah menjadikan Ibrahim
AS sebagai manusia yang terpilih untuk menjadi imam bagi seluruh manusia
demikian juga keturunannya.
Jadi hari raya idul adha adalah hari
raya untuk memperingati kesabaran dan
ketabahan nabi Ibrahim AS atas berbagai
ujian dan cobaan yang dihadapi.
Hal mana sesuai dengan
ajaran Allah SWT melalui
firmanNya dalam Al qur’an Surat
Al Ankabut
ayat 69, sebagai berikut:
Artinya: Dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan
Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah SWT
benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.
5. Ajaran
tentang pentingnya penduduk
negeri beriman dan bertakwa
Nabi Ibrahim AS adalah bapak tauhid murni, keyakinan
akan Allah SWT menjadikannya agama-agama samawi selalu dihubungkan dengan
ajaran nabi Ibrahim AS tentang keimanan dan ketaqwaannya kepada Tuhan, sehingga
berkat doa Nabi ibrahin AS maka kita bisa melihat memperoleh bukti yang jelas
bahwa kota Makkah hingga saat ini memiliki kemakmuran yang melimpah, dahulu
merupakan daerah padang pasir yang
tandus sekarang semua buah-buahan dari seluruh penjuru dunia ada di sana. jamaah
haji dari seluruh penjuru dunia, memperoleh fasilitas yang cukup, selama
melakukan ibadah haji maupun umrah.
Hal mana sesuai
dengan ajaran Allah SWT melalui firmanNya dalam Al qur’an Surat
Al a’raf: 97. yang berbunyi:
Artinya: Jikalau
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.
6.
Ajaran tentang pentingnya bakti
kepada ke dua orang tua
Nabi Ibrahim AS dikaruniai Allah SWT
seorang putra bernama Ismail AS setelah beliau berusia sangat lanjut. Namun, putra yang sangat disayang itu ketika
baru saja beranjak dewasa, tiba-tiba
diuji oleh Allah SWT untuk disembelih, sungguh ujian luar biasa. Saat Nabi Ibrahim
AS menanyakan perintah penyembelihan itu kepada anaknya, maka Ismail AS
menjawab:
Ia
menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah
kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. [Qur’an Surat Ash
Shaffat : 102).
Ini adalah perilaku bakti seorang
anak yang demikian besar kepada bapaknya. Sehingga, menyaksikan adegan bapak
dan puteranya, yang menunjukkan kesabaran, keikhlasan dan tawakkal, untuk
menaati perintah Allah SWT, bakti seorang anak yang demikian besar kepada
bapaknya, Malaikat Jibril pun terkagum-kagum, seraya terlontar darinya ucapan”Allahu
Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.” Nabi Ibrahim AS menjawab “Lailaha illa Allah
Allahu Akbar.” Kemudian disambung oleh
Nabi Ismail AS “Allahu Akbar Walillahil Hamdu.’
Perilaku
bakti seorang anak kepada orang tuanya itu sesuai dengan ajaran Allah SWT melalui firmanNya dalam Al qur’an Surat
Al Ahqof : 15, yang doa didalamnya perlu kita hapalkan dan terapkan
dalam kehidupan yaitu:
Artinya: Kami
perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya,
ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah
(pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga
apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa:
"Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah
Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat
amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi
kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan
sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri."
7. Ajaran
tentang pentingnya Sabar
Jawaban
Ismail AS saat mau disembelih oleh bapaknya dengan mengatakan:
Artinya: Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (Al
Qur’an Surat Ash Shaffat : 102)
Peristiwa
itu telah menunjukkan kepada kita bahwa seorang anak saja bisa berlaku sabar
dalam menghadapi cobaan kehidupan, karena adanya keyaqinan dan keimanannya
kepada Allah SWT. Karena itu maka hendaknya kita mengambil pelajaran dari
peristiwa tersebut bahwa semua kesulitan hidup pasti akan dapat diatasi dengan
memohon pertolongan kepada Allah SWT dengan jalan kesabaran. Sebagaimana ajaran Allah SWT
melalui firmanNya dalam Al qur’an Surat
Al Baqoroh : 153. yang berbunyi:
Artinya: Hai
orang-orang yang beriman, Mintalah pertolongan (kepada Allah
SWT) dengan sabar dan shalat,
sesungguhnya Allah SWT beserta orang-orang yang sabar.
8. Ajaran
tentang pentingnya Tauhid
Ucapan
Nabi Ibrahim AS yang sampai sekarang demikian terkenal, bahkan menjadi doa yang
diucapkan oleh jutaan manusia selama berabad-abad , yaitu sebagaimana
diabadikan Allah SWT dalam Alqur’an
surah Al An’am : 162, yang berbunyi:
Artinya:
Katakanlah, “
sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah
SWT, Tuhan semesta alam”.
Telah
menunjukkan dan mengajarkan kepada kita tentang pentingnya bertauhid,
mengesakan Allah SWT dalam semua kegiatan dalam kehidupan kita. Karena dengan
bertauhid sajalah manusia itu akan mulia, mulia karena tidak menyekutukan Allah
SWT dengan apapun juga.
Sebagaimana ajaran Allah SWT melalui firmanNya dalam Al qur’an Surat Al Kahfi 18 : 110, yang berbunyi:
Artinya: Katakanlah:
Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku:
"Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa."
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan
amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat
kepada Tuhannya."
9. Ajaran tentang pentingnya berdoa
Ibrahim
AS telah lulus dalam menghadapi berbagai ujian kehidupan, semuanya dengan
pertolongan Allah SWT, dengan berusaha sungguh-sungguh dan berdoa kepada Allah
SWT, karena itu patut kita merenungkan firman Allah SWT dalam Al qur’an surat
Al Baqoroh: 186, yang berbunyi:
Artinya: Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran.
Ma’asyiral
Muslimin rahimakumullah
Demikianlah
uraian dalam khutbah ini semoga ada manfaatnya bagi kita semua. Dan marilah
kita berdoa kepada Allah SWT semoga amal ibadah kita diterima. Semoga kita yang
disini diberikan kesempatan mengunjungi tanah haram di lain waktu, seperti
cita-cita kita semua. Dan semoga mereka yang berada di sana diberi keselamatan
semua. Amien
بَارَكَ
اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه
مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ
تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ
هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ.
رَبَّنَا
ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ
مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا
آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ.
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا
بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ
وَلَذِكْرُ
اللهِ اَكْبَرْ
والسلام عليكم
ورحمة الله وبركاته
0 komentar:
Posting Komentar